1. Faktor Fasilitas
FASILITAS OLAHRAGA YANG DAPAT MENYEBABKAN CEDERA
1 a. Fasilitas :
Lapangan
Cabang Olahraga : Bola
Volly
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Lapangan berlubang
2) Batu kecil di lapangan
3) Becek
4) Lapangan yang licin
5) pasir di lapangan
Contoh lapangan yang tidak layak
Sumber ;
2 b. Fasilitas : Kolam
Renang
Cabang Olahraga : Lomba
Renang
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Kolam yang terlalu dangkal
2)
Air yang terlalu dingin
3)
Air yang tidak bersih
4)
Air di kolam terlalu sedikit
5)
Air yang terlalu panas
Sumber ; http://www.maduracorner.com/
3 c. Fasilitas : Track
dan Field
Cabang Olahraga : Lomba
Lari
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Track yang licin
2)
Track yang tidak rata
3)
Batu kecil di Track
4) Track
yang berlubang
5)
Garis di track tidak tampak
6)
Genangan air di track
Sumber ;
4 d. Fasilitas :
Gedung Olahraga
Cabang Olahraga : Bola
Basket
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Lapangan gor yang licin
2)
Atap gor yang bocor
3) Tempat penonton yang
terlalu dekat ke lapangan
4)
Sampah di lapangan
5)
Sirkulasi udara di gor tidak baik
6) Gor
yang terlalu panas
Sumber ;
e e. Fasilitas : Ring
Cabang Olahraga : Tinju
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Matras yang terlalu keras
2)
Ring yang terlalu kecil
3)
Tali di ring yang tidak memenuhi syarat
4) Besi di
pinggir ring yang tidak di lapisin pengaman
5) Matras
yang licin
Sumber ; http://id.wikipedia.org/
6 f. Fasilitas : Laut
Cabang Olahraga :
Selancar
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Karang
2)
Ombak yang terlalu tinggi
3)
Hewan laut
4)
Kecepatan angin
5)
Hujan
Sumber ;
g g. Fasilitas : Gunung
Cabang Olahraga :
Panjat Tebing
Yang dapat menyebabkan cidera
: 1) Batuan yang tidak kokoh
2) Angin
3) Batuan yang licin
4) Hujan
5)
Binatang Buas
6) Pohon tumbang
6) Pohon tumbang
Sumber ; https://simplyindonesia.wordpress.com
8 h. Fasilitas :
Sungai
Cabang Olahraga : Arum
Jeram
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Arus terlalu kencang
2)
Batuan besar
3)
Batang pohon
4) Sungai
terlalu dangkal
5)
Cuaca
Sumber ; https://piknikasyik.wordpress.com/2011/09/
i. Fasilitas :
Sirkuit
Cabang Olahraga : Balap
Mobil
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Aspal kualitas rendah
2) Jalan terlalu sempit
3) Pembatas yang tidak memenuhi standar
4) Tempat penonton yang terlalu dekat
5) Batu kecil di sirkuit
Sumber ;
j. Fasilitas : Udara
Cabang Olahraga :
Terjun payung
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Angin
2)
Hujan
3)
Tekanan udara
4)
Awan
5) Petir
Sumber ;
k. Fasilitas : Gymnesium
Cabang Olahraga : Senam
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Lantai licin
2)
Matras tidak memadai
3) Ruang
yang sempit
4)
Peralatan tidak memenuhi standar
Sumber ;
l. Fasilitas : Hall
Cabang Olahraga : Sepak
Takraw
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Lantai yang licin
2)
Sirkulasi udara tidak baik
3)
Hall terlalu panas
4) Bangunan
tidak terawat
Sumber ;
m. Fasilitas : Danau
Cabang Olahraga :
Dayung
Yang dapat menyebabkan
cidera : 1) Angin terlalu kencang
2)
Bebatuan
3) Air yang tidak tenang
Sumber ;
Sarana pelindung merupakan alat-alat yang digunakan saat berolahraga untuk melindungi ataupun mencegah terjadinyacedera saat berolahraga.
Sarana pelindung yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri. Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.
Jenis jenis sarana pelindung ;
- Pelindung kepala : Helm, helmet, head guard
- Pelindung muka : Masker
- Pelindung mata : Gogleus
- Pelindung hidung : Nose Clip
- Pelindung gigi : Gum shield
- pelindung leher : Neck guard
- Pelindung tangan : Glop
- Pelindung badan : Body profector
- Pelindung paha / tungkai : Leg guard
- Pelindung lutut : Knee Pads
- Pelindung alat kelamin : Genital profector
- Pelindung tulang kering : Skin decker
- Pelindung kaki : Sepatu
3. Faktor Tingkat Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan dalam melakukan aktivitas berat dan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fiisk yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan energi untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam.Menurut Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1998: 43), bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu- waktu diperlukan.Menurut Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) ‘’mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak’’.
4. Faktor Psikologi
Faktor psikologis ternyata berpengaruh terhadap tingkat cedera yang diderita oleh atlet, hal ini terbukti telah diteliti oleh Rotela dan teman-teman bahwa faktor kepribadian, level stress dan beberapa sikap tertentu adalah penyebab terjadinya cidera. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
1. Faktor kepribadianFaktor kepribadian adalah faktor yang pertama yang berhubungan dengan cidera atlet. Para peneliti ingin memahami apakah konsep diri, pengaruh dari dalam maupun luar dan berpikir keras sangat berhubungan dengan cidera tersebut. Atlet yang mempunyai konsep diri yang rendah mudah terkenacidera dibandingkan dengan atlet yang mempunyai konsep diri tinggi. Penelitian terbaru menunjukan bahwa faktor pesonaliti seperti optimisme, percaya diri, ketabahan dan kecemasan berperan dalam cidera atlet.2. Tingkat stress Telah diidentifikasi bahwa tingkat stresberperan penting dalam cidera atlet. Penelitian telahmembuktikan hubungan antara tekanan hidup dan tingkat cidera. Pengukuran tingkat stres ini di fokuskan pada perubahan hidup,contohnya putus cinta, pindah ke kota baru, atau perubahan status ekonomi. Secara keseluruhan bukti-bukti menunjukan bahwa atlet dengan pengalaman tekanan hidup yang lebih tinggi lebih sering cidera dibandingkan atlet dengan tekanan hidup yang lebih rendah. Sebaiknya para instruktur profesional sebaiknya memahami perubahan ini, secara hati-hati memonitor dan memberikan pelatihan hidup secara psikologis. Penelitian juga telah mengidentifikasi stress muncul pada atlet ketika cidera dan ketika di rehabiitasi saat cidera. Contohnya kurangnya perhatian dan terisolasi. Teknik managemen pelatihan stress tidak hanya menolong atlet dan instrutur untuk lebih efektif secara penampilan tetapi juga mungkin menghindari resiko mereka terkena cidera dan sakit.
5. Latihan Progresif
Latihan progesif merupakan latihan secara berkelanjutan,maksud berkelanjutan yaitu dalam setiap latihan merupakan lanjutan dari proses latihan – latihan sebelumnya dan penambahan beban dalam latihan. Untuk itu, dalam menerapkan prinsip beban lebih harus dilakukan secara bertahap, cermat, terus – menerus, dan tepat. supaya setiap tujuan latihan memiliki jangka waktu tertentu untuk dapat diadaptasi oleh olahragawan. Setelah jangka waktu adaptasi dicapai maka beban latihan harus mulai ditingkatkan.
Menurut Harsono4 (1988:102) ‘’bahwa latihan juga bisa dikatakan sebagai sesuatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah’’.
6. Faktor Prilaku Olahraga
“Aksi sama dengan reaksi”, oleh karena itu :
1.Perilaku yang tidak sportif menimbulkan respon yang sama atau lebih jelek lagi.
7. Warming Up atau Pemanasan
Warming up atau pemanasan merupakan serangkaian gerak, baik secara umum maupun khusus dalam mempersiapkan keadaan dan psikis tubuh secara optimal sebelum latihan atau pertandingan. Pada umumnya dilakukan lebih kurang 15 menit.
12 manfaat dari latihan pemanasan sebelum melakukan olahraga inti dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Dengan melakukan pemanasan olahraga maka darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen akan mengalir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja lebih berat.2. Untuk mengindari cedera. Efek, Dampak, dan Akibat Tidak Melakukan Pemanasan Olahraga sendi dan tulang dapat mengakibatkan cidera otot dan cedera sendi. Sudah barang tentu cedera tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin akan sangat menyakitkan sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut.3. Cedera otot bisa berbentuk keseleo, salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.4. Memperlancar aliran darah melalui otot-otot aktif.5. Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan kerja sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovaskular).6. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.7. Memperlancar pertukaran (pengikatan) oksigen dalam hemoglobin.8. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang mengendalikan gerakan tubuh.9. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien.10. Mengurangi adanya ketegangan pada otot.11. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang atau meregang.12. Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet dan peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.
1. Dengan melakukan pemanasan olahraga maka darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen akan mengalir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja lebih berat.2. Untuk mengindari cedera. Efek, Dampak, dan Akibat Tidak Melakukan Pemanasan Olahraga sendi dan tulang dapat mengakibatkan cidera otot dan cedera sendi. Sudah barang tentu cedera tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin akan sangat menyakitkan sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut.3. Cedera otot bisa berbentuk keseleo, salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya.4. Memperlancar aliran darah melalui otot-otot aktif.5. Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan kerja sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovaskular).6. Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.7. Memperlancar pertukaran (pengikatan) oksigen dalam hemoglobin.8. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang mengendalikan gerakan tubuh.9. Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien.10. Mengurangi adanya ketegangan pada otot.11. Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang atau meregang.12. Meningkatkan kapasitas kerja fisik atlet dan peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.
8. Cooling Down atau Pendinginan
Pendingan atau sering dikenal dengan cooling down merupakan suatu kegiatan fisik yang dilakukan secara perlahan-lahan dan berhenti seperti berjalan, limbering down (senam ringan) dan diikuti dengan stretching setelah tubuh bergerak pada tahap maksimal. Umumnya, pendinginan tidak hanya ditemui pada olahraga aerobic, melainkan beberapa olahraga lainnya seperti lifting, berlari, berenang, hingga olahraga ketangkasan pun membutuhkan cooling down.
Disaat tubuh mengaktualisasikan gerakan pada latihan inti metabolisme tubuh pun akan meningkat drastis, ini terlihat disaat kardio vascular bekerja cepat sehingga menyebabkan nafas mulai terengah-engah. Semakin banyaknya aliran darah mengalir di dalam tubuh, maka suhu tubuh pun mulai memanas. Sehingga tubuh akan mengeluarkan keringat sebagai bentuk perlawanan rasa panas yang dialami. Disamping itu, otot yang mengalami kontraksi saat bergerak menyebabkan kerja keras jantung menjadi ekstra keras, dikarenakan setiap otot yang berkontraksi menyebabkan aliran darah semakin sulit untuk dilewati.
Memang seluruh gerakan dalam olahraga memiliki fokus dan tujuan masing-masing. Anggap saja dengan warming up, yang tujuannya mempersiapkan kondisi tubuh agar terasa fit dan lentur saat menghadapi gerakan inti. Cooling down juga memiliki sasaran dan tujuannya, yaitu meningkatkan fleksibiltas tubuh dengan mengembalikan kondisi seperti semula melalui gerakan ringan. Selain itu, upaya melakukan pendinginan bermaksud untuk menurunkan denyut jantung yang berdegup cepat menjadi stabil sebagaimana kondisi awal.
Menurut penjelasan dr. Haryo Tilarso SpKO. FACSM, bahwa tidak ada batasan waktu signifikan dalam melakukan pendinginan, hanya saja batasan tersebut mengacu pada hitungan denyut nadi per menitnya. Jika seseorang dalam keadaan fit, maka stabilitas denyut nadinya akan pulih dalam waktu 3 menit per 100. Namun alangkah baiknya jika pendinginan dilakukan sesuai dengan waktu pemanasan, kurang lebih 7 – 10 menit.
Disaat tubuh mengaktualisasikan gerakan pada latihan inti metabolisme tubuh pun akan meningkat drastis, ini terlihat disaat kardio vascular bekerja cepat sehingga menyebabkan nafas mulai terengah-engah. Semakin banyaknya aliran darah mengalir di dalam tubuh, maka suhu tubuh pun mulai memanas. Sehingga tubuh akan mengeluarkan keringat sebagai bentuk perlawanan rasa panas yang dialami. Disamping itu, otot yang mengalami kontraksi saat bergerak menyebabkan kerja keras jantung menjadi ekstra keras, dikarenakan setiap otot yang berkontraksi menyebabkan aliran darah semakin sulit untuk dilewati.
Memang seluruh gerakan dalam olahraga memiliki fokus dan tujuan masing-masing. Anggap saja dengan warming up, yang tujuannya mempersiapkan kondisi tubuh agar terasa fit dan lentur saat menghadapi gerakan inti. Cooling down juga memiliki sasaran dan tujuannya, yaitu meningkatkan fleksibiltas tubuh dengan mengembalikan kondisi seperti semula melalui gerakan ringan. Selain itu, upaya melakukan pendinginan bermaksud untuk menurunkan denyut jantung yang berdegup cepat menjadi stabil sebagaimana kondisi awal.
Menurut penjelasan dr. Haryo Tilarso SpKO. FACSM, bahwa tidak ada batasan waktu signifikan dalam melakukan pendinginan, hanya saja batasan tersebut mengacu pada hitungan denyut nadi per menitnya. Jika seseorang dalam keadaan fit, maka stabilitas denyut nadinya akan pulih dalam waktu 3 menit per 100. Namun alangkah baiknya jika pendinginan dilakukan sesuai dengan waktu pemanasan, kurang lebih 7 – 10 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar